PERANAN KELUARGA DALAM
MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK
Kita akan membahas
tentang karakteristik pribadi yang kreatif yang dirumuskan oleh Amabile (1989)
tentang persimpangan kreativitas dan kemudian ditinjau bagaimana peranan
keluarga terhadap perkembangan kreativitas
terhadap anak.
B. TEORI PERSIMPANGAN
KRAETIVITAS (creativity intersection)
Dalam membantu anak
mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam keteramoilan tertentu
sesuai denagn minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat
atau talenta mereka.
Keterampilan kreatif
adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang
tertentu (domain skill), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi
intrinsik.
Motivasi intrinsik
misalnya adalah :
Anak memiliki keinginan
dan prakarsa sendiri melakukan suatu kegiatan, anak senang melakukan kegiatan
itu tanpa disuruh.
C. KARAKTERISTIK
KELUARGA YANG KREATIF
1.Penelitian Docey
membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan
keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa Lingkungan keluarga berperan besar
, lalu tidak banyak aturan diberlakukan
dalam keluarga, selain itu banyak remaja yang kreatif melalui masa
trauma/krisis dalam hidup mereka. Humor juga merupakan hal yang sering tampil.
Faktor orang tua yang juga kreatif , keluarga kreatif juga lebih sering pindah
rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda daripada rumah pada umumnya.
Orang tua juga kerap
menemukan tanda-tanda kreatif pada anaknya saat usia dini. Orang tua juga
berpendapat bahwa Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kreativitas anak.
Tetapi anak remaja yang kreatif lebih cenderung untuk bekerja keras dibanding
anak seusianya. Agaknya belahan otak kanan lebih mendominasi daripada otak kiri
pada anak lainnya.
Dalam hal ini tampak
adanya perbedaan skor dalam jenis kelamin dimana, anak berjenis kelamin pria
lebih cenderung untuk Kreatif dibanding anak berjenis kelamin wanita.
Berbagai penelitian di Indonesia
mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan orang tua,
nilai-nilai yang dipentingkan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak
baik dari masa pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah dan
tinggi pada umumnya memperkuat teori dan hasil penelitian di luar negeri
mengenai factor-faktor penentu dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja
kreatif anak.
Dari berbagai
penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas
anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang pengembangan kreativitas anak.
Penting pula peranan
kelompok orang tua anak berbakat sebagai pendukung program anak berbakat di
sekolah, misalnya mencari mentor, membantu pelaksanaan program anak berbakat
dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.
Analisis diri saya dari
peran keluarga terhadap perkembangan kreativitas adalah bahwa di dalam keluarga
saya itu
·
Dari segi kebebasan, kurang adanya
kebebasan, dimana saya kurang bisa bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan
saya akan sesuatu, saya secara psikologis merasa tertekan, dan harus patuh
terhadap peraturan dan nilai-nilai yang telah ditentukan keluarga.
·
Dari segi Respek, keluarga kerap kurang
percaya akan kemampuan saya sebagai individu, ada hal-hal atau satu moment
dimana saya diberi nasihat halus untuk mundur dari impian saya, dengan alasan
bahwa hal tersebut tidaklah relevan dan belum tentu mungkin untuk diraih.
·
Dari segi kedekatan emosional, saya
merasa dekat dengan diri saya pribadi dan anggota keluarga yang lainnya.
·
Dari segi Prestasi, Orang tua saya
bersikap tenang dalam menyikapi prestasi yang diraih
·
Dari segi orang tua, Orang tua saya
adalah pribadi yang keras, tegas, tidak basa-basi dan to the point.
PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS ANAK
Karakteristik guru
berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, professional dan
pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai
pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru
anank berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta
mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran.
Karakteristik
professional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat,
keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologis
siswa berbakat.
Karakteristik pribadi
meliputi empati, toleransi terhadap ketangkasan , kesejatian, aktualisasi diri.
Dan antusiasme. Persiapan guru anak berbakat meliputi program bergelar atau
program latihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah dalam jangka
pendek. Saran Galagher dan Renzuli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif
bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dan
mentor nanrasumber yang dipilih oleh sekolah.
Orang tua dapat
membantu penyelenggaran program anak berbakat. Di sekolah, misalnya ikut
merancang dan berbagai kegiatan belajar dan merencanakan karya wisata. Dan
sebagainya.
Peranan dari psikolog
dan konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang
terus-menerus dan dialogis untuk memberi nasihat, dukungan dan bantuan dalam
mewujudkan pengembangan sepenuhnya dari anak bernakat.
Ditinjau dari model
amabile, Kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antar tiga komponen.
Dari tiga komponen ini, keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian
pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak
dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang
menunjang Kreativitas.
Sikap guru dalam
pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan prestasi siswa, ialah jika
member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan dengan
pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi
dan mengarahkan yang terakhir sangat membatasi otonomi anak. Anak akan kreaytif
jika guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan
struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk
pengembangan kreativitas anak dibandingkan dengan kelas tradisional.
Ruang kelas member banyak
rangsangan visul yang menarik.
Analisis diri saya
terhadap Peranan sekolah terhadap Pengembangan Kreativitas anak adalah
Menegenai peranan mentor, khususnya Mentor pribadi yaitu seorang guru yang
meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual siswa.
Studi kasusnya adalah
saya mempunyai seorang guru yang sangat saya kagumi yaitu, guru fisika. Beliau
meiliki pengaruh bagi say secara pribadi untuk meningkatkan kemampuan dan
Kemajuan saya dalam memahami Ilmu fisika sebagai ilmu terapan. Beliau kerap
memberikan dukungan moral dan Mindset (Pola pikir) tentang bagaimana memahami
gambaran besar tentang Fisika secara Kreatif dan sederhana. Beliau juga
menularkan Virus Imajinasi dalam memahami ilmu alam ini.
PERANAN MASYARAKAT DALAM
MEMGEMBANGKAN KREATIVITAS
Arieti merumuskan
Konsep Creativogenic pada tahun 1976 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Adanya sarana dan prasarana kebudayaan
·
Keterbukaan terhadap rangsangan
kebudayaan
·
Penekanan pada becoming , dan tidak melulu
hanya pada Being
·
Kesempatan bebas terhadap media kebudayaan
·
Kebebasan, dengan pengalaman tekanan dan
rintangan sebagai tantangan
·
Menghargai dan dapat mengintegrasukan
rangsangan dari jebudayaa yang berbeda
·
Toleransi dan minat terhadap pandangan
yang berarti
·
Adanya insentif, penghargaan dan atau
hadiah.
Kesembilan factor
diatas merupakan penunjang , tetapi yang paling menentukan adalah unsure-unsur
psikis individu seperti Rasa aman dan Bebas secara Psikologis.
Analisis diri Peranan
masyarakat dalam mengembangkan Kreativitas
Studi kasus saya
mengenai peranan masyarakat terhadap pengembangan kreativitas dalam hal ini
adalah Ketika saya masih berdomisili di Batam Center dan Nagoya Hill, disana
saya bergabung dalam sebuah komunitas dimana para anggota (Member) nya adalah
para ekspatriat yang berasal dari negeri paman sam (Amerika Serikat). Disana
kami saling mengenal satu sama lain dan
Bertukar pengalaman, Ilmu dan Wawasan akan suatu hal yang kami ketahui.
Kami disana boleh membahas topik apa saja yang menarik dan mencari implikasi
praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari dan menurut saya itu sangat
menyenangkan bisa memahami pandangan orang lain yang berbeda kebudayaan dan
mindset dengan saya. Ada juga moment dimana kami Take action akan apa yang
telah kami diskusikan, kami mempraktikkannya di lapangan, menjadikannya sebuah
Notebook, sehingga ‘’pemahaman-pemahaman yang kami dapat tidak hilang dan
berlalu begitu saja. Saya menyadari bahwa kegiatan yang kami lakukan adalah
sebuah bentuk Kreativitas dimana saya mendapatkan pemahaman bahwa sebenarnya
tidak ada yang namanya hal-hal baru, namun bila kita mau membuka sedikit mata
dan pikiran kita, itu semua sebenarnya adalah Kombinasi-kombinasi baru dari
unsur-unsur lama. Dan Masih menurut pemahaman saya bahwa Para penemu dan
Inovator yang Kreatif selalu berjuang dengan unsur-unsur lama dalam menciptakan
Kombinasi-Kombinasi baru.
Tidak ada hal-hal baru,
Yang ada Hanyalah Kombinasi dari unsure-unsur Lama. J