Jumat, 08 November 2013

KONSEP PERFORMA KELOMPOK 5



NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5

FAHMI IDRIS SITOMPUL 121301056

FELIX T.S 121301065

HENGKY FARNANDO SITANGGANG 121301076

LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia komedi yang semakin maju dari tahun ke tahun dan terus berkembangnya teknik-teknik yang berbeda di dunia komedi, sehingga komedi tetap dapat memberikan hiburan yang fresh kepada masyarakat luas. Salah satu teknik komedi yang akhir-akhir ini sangat marak di perbincangkan adalah stand-up comedy. stand-up comedy di mulai pada tahun 1800an di Amerika yang saat itu untuk pertama kalinya masih berwujud teater, Sedangkan di Indonesia,Akhir-akhir ini, stand up comedy begitu populer di jagad hiburan Indonesia. Secara umum, makan lesikal stand up comedy adalah lawakan atau komedi yang dilakukan di atas panggung oleh seseorang dengan melontarkan serangkaian lelucon berdurasi 10 sampai 45 menit. Popularitas stand-up comedy bisa dibilang fenomenal mengingat jenis komedi ini belum memiliki akar budaya yang kuat di Indonesia. Awal kultur komedi cerdas yang mengandalkan kata-kata sebagai pengundang tawa dimulai oleh Warkop DKI dan Bagito. Di era millenium, almarhum Taufik Savalas menghadirkan aksi yang mirip dengan stand-up comedy. Berdiri sendirian di panggung melakukan komedi melalui ucapan. Bedanya, almarhum membawakan konsep joke telling. Karena Lawakan stand-up comedy masih tergolong baru dan sekarang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja itulah yang melatar belakangi kami untuk menampilkan aksi stand-up comedy di matakuliah Kreativitas sekaligus memperkenalkan langsung gaya lawakan stand-up comedy, yang kami beri judul ”Stand-Up Garing Show”.

BERDASARKAN TEORI 4P

Person.

Adanya keinginan dari diri kami untuk menampilkan sesuatu yang berbeda dan unik dalam tugas performa kelompok, membuat kami berpikir untu menampilkan sesuatu penampilan yang berbeda dari kelompok yang lain, karena sekarang lawakan jenis stand-up comedy sedang digandrungi, maka kami memilih stand-up comedy sebagai penampilan dari kelompok kami.

Press.
Dorongan dari dalam diri sendiri dan dorongan dari luar berupa ingin mendapatkan nilai A di matakuliah kreativitas, sehingga mendorong kami untuk menampilkan performa yang berbeda.

Proses.
Proses mulai dari kami memilih penampilan apa yang akan kami tampilkan, menentukan apa yang akan ditampilkan, menyiapkan mental, belajar cara menjadi comics yang baik, dan melakukan persiapan yang lainnya. Comisc merupakan sebutan untuk orang yang sedang melakukan stand-up comedy.

Product.
Hasilnya yang kami harapkan dapat menghasilkan produk-produk kreatif yang bermakna dan dapat menghibur orang lain dari penampilan yang kami rasa cukup kreatif.

KONSEP PENAMPILAN
Kelompok kami beranggotakan tiga orang, jadi kami akan melakukannya secara bergantian.
Waktunya hanya 5 menit/orang.
Topik yang dibahas bisa bebas/khusus.
Dilarang membahas materi yang berbau SARA.

Performa dimulai dengan satu orang menyampaikan materi lawakan dan kemuduian dilanjutkan dengan orang berikutnya sampai dengan orang terkahir.

HARAPAN

Harapan kami dari performa kreatif kami, semoga dengan performa ini kami bisa lebih kreatif lagi kedepannya dan dengan teori 4P yang sudah kami ketahui, kami dapat menggunakannya dalam pembentukan kreatif pada diri kami, sehingga tujuan dari matakuliah kreativitas yaitu agar mahasiswanya memiliki kreativitas dapat tercapai dan semoga seluruh mahasiswa yang mengambil matakuliah kreativitas dapat terhibur dengan penampilan kami.

Contoh stand-up comedy :

http://www.youtube.com/watch?v=t_PMqkANJ_M

 

Rabu, 16 Oktober 2013

Lingkungan Kreativitas



PERANAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK


Kita akan membahas tentang karakteristik pribadi yang kreatif yang dirumuskan oleh Amabile (1989) tentang persimpangan kreativitas dan kemudian ditinjau bagaimana peranan keluarga terhadap perkembangan kreativitas  terhadap anak.

B. TEORI PERSIMPANGAN KRAETIVITAS (creativity intersection)
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam keteramoilan tertentu sesuai denagn minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka.
Keterampilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik misalnya adalah :
Anak memiliki keinginan dan prakarsa sendiri melakukan suatu kegiatan, anak senang melakukan kegiatan itu tanpa disuruh.

C. KARAKTERISTIK KELUARGA YANG KREATIF
1.Penelitian Docey membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  Lingkungan keluarga berperan besar , lalu  tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga, selain itu banyak remaja yang kreatif melalui masa trauma/krisis dalam hidup mereka. Humor juga merupakan hal yang sering tampil. Faktor orang tua yang juga kreatif , keluarga kreatif juga lebih sering pindah rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda daripada rumah pada umumnya.
Orang tua juga kerap menemukan tanda-tanda kreatif pada anaknya saat usia dini. Orang tua juga berpendapat bahwa Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kreativitas anak. Tetapi anak remaja yang kreatif lebih cenderung untuk bekerja keras dibanding anak seusianya. Agaknya belahan otak kanan lebih mendominasi daripada otak kiri pada anak lainnya.
Dalam hal ini tampak adanya perbedaan skor dalam jenis kelamin dimana, anak berjenis kelamin pria lebih cenderung untuk Kreatif dibanding anak berjenis kelamin wanita.
Berbagai penelitian di Indonesia mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan orang tua, nilai-nilai yang dipentingkan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak baik dari masa pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi pada umumnya memperkuat teori dan hasil penelitian di luar negeri mengenai factor-faktor penentu dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja kreatif anak.
Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang  pengembangan kreativitas anak.
Penting pula peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai pendukung program anak berbakat di sekolah, misalnya mencari mentor, membantu pelaksanaan program anak berbakat dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.
Analisis diri saya dari peran keluarga terhadap perkembangan kreativitas adalah bahwa di dalam keluarga saya itu
·         Dari segi kebebasan, kurang adanya kebebasan, dimana saya kurang bisa bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan saya akan sesuatu, saya secara psikologis merasa tertekan, dan harus patuh terhadap peraturan dan nilai-nilai yang telah ditentukan keluarga.
·         Dari segi Respek, keluarga kerap kurang percaya akan kemampuan saya sebagai individu, ada hal-hal atau satu moment dimana saya diberi nasihat halus untuk mundur dari impian saya, dengan alasan bahwa hal tersebut tidaklah relevan dan belum tentu mungkin untuk diraih.
·         Dari segi kedekatan emosional, saya merasa dekat dengan diri saya pribadi dan anggota keluarga yang lainnya.
·         Dari segi Prestasi, Orang tua saya bersikap tenang dalam menyikapi prestasi yang diraih
·         Dari segi orang tua, Orang tua saya adalah pribadi yang keras, tegas, tidak basa-basi dan to the point.

PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK


Karakteristik guru berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, professional dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru anank berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran.
Karakteristik professional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologis siswa berbakat.
Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi terhadap ketangkasan , kesejatian, aktualisasi diri. Dan antusiasme. Persiapan guru anak berbakat meliputi program bergelar atau program latihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah dalam jangka pendek. Saran Galagher dan Renzuli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dan mentor nanrasumber yang dipilih oleh sekolah.
Orang tua dapat membantu penyelenggaran program anak berbakat. Di sekolah, misalnya ikut merancang dan berbagai kegiatan belajar dan merencanakan karya wisata. Dan sebagainya.
Peranan dari psikolog dan konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang terus-menerus dan dialogis untuk memberi nasihat, dukungan dan bantuan dalam mewujudkan pengembangan sepenuhnya dari anak bernakat.
Ditinjau dari model amabile, Kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antar tiga komponen. Dari tiga komponen ini, keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang Kreativitas.
Sikap guru dalam pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan prestasi siswa, ialah jika member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan dengan pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi dan mengarahkan yang terakhir sangat membatasi otonomi anak. Anak akan kreaytif jika guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk pengembangan kreativitas anak dibandingkan dengan kelas tradisional.
Ruang kelas member banyak rangsangan visul yang menarik.

Analisis diri saya terhadap Peranan sekolah terhadap Pengembangan Kreativitas anak adalah Menegenai peranan mentor, khususnya Mentor pribadi yaitu seorang guru yang meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual siswa.
Studi kasusnya adalah saya mempunyai seorang guru yang sangat saya kagumi yaitu, guru fisika. Beliau meiliki pengaruh bagi say secara pribadi untuk meningkatkan kemampuan dan Kemajuan saya dalam memahami Ilmu fisika sebagai ilmu terapan. Beliau kerap memberikan dukungan moral dan Mindset (Pola pikir) tentang bagaimana memahami gambaran besar tentang Fisika secara Kreatif dan sederhana. Beliau juga menularkan Virus Imajinasi dalam memahami ilmu alam ini.









PERANAN MASYARAKAT DALAM MEMGEMBANGKAN KREATIVITAS


Arieti merumuskan Konsep Creativogenic pada tahun 1976 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·         Adanya sarana dan prasarana kebudayaan
·         Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
·         Penekanan pada becoming , dan tidak melulu hanya pada Being
·         Kesempatan bebas terhadap  media kebudayaan
·         Kebebasan, dengan pengalaman tekanan dan rintangan sebagai tantangan
·         Menghargai dan dapat mengintegrasukan rangsangan dari jebudayaa yang berbeda
·         Toleransi dan minat terhadap pandangan yang berarti
·         Adanya insentif, penghargaan dan atau hadiah.
Kesembilan factor diatas merupakan penunjang , tetapi yang paling menentukan adalah unsure-unsur psikis individu seperti Rasa aman dan Bebas secara Psikologis.

Analisis diri Peranan masyarakat dalam mengembangkan Kreativitas
Studi kasus saya mengenai peranan masyarakat terhadap pengembangan kreativitas dalam hal ini adalah Ketika saya masih berdomisili di Batam Center dan Nagoya Hill, disana saya bergabung dalam sebuah komunitas dimana para anggota (Member) nya adalah para ekspatriat yang berasal dari negeri paman sam (Amerika Serikat). Disana kami saling mengenal satu sama lain dan  Bertukar pengalaman, Ilmu dan Wawasan akan suatu hal yang kami ketahui. Kami disana boleh membahas topik apa saja yang menarik dan mencari implikasi praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari dan menurut saya itu sangat menyenangkan bisa memahami pandangan orang lain yang berbeda kebudayaan dan mindset dengan saya. Ada juga moment dimana kami Take action akan apa yang telah kami diskusikan, kami mempraktikkannya di lapangan, menjadikannya sebuah Notebook, sehingga ‘’pemahaman-pemahaman yang kami dapat tidak hilang dan berlalu begitu saja. Saya menyadari bahwa kegiatan yang kami lakukan adalah sebuah bentuk Kreativitas dimana saya mendapatkan pemahaman bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya hal-hal baru, namun bila kita mau membuka sedikit mata dan pikiran kita, itu semua sebenarnya adalah Kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Dan Masih menurut pemahaman saya bahwa Para penemu dan Inovator yang Kreatif selalu berjuang dengan unsur-unsur lama dalam menciptakan Kombinasi-Kombinasi baru.

Tidak ada hal-hal baru, Yang ada Hanyalah Kombinasi dari unsure-unsur Lama. J

Rabu, 25 September 2013

Tokoh Kreatif menurut saya

Tokoh 4P dari Kreativitas saya adalah Bruce Lee

Saya akan jelaskan kenpa saya memilih Bruce Lee sebagai Inspirsai saya!

Bruce adalah seorang ahli seni bela diri yang well known dan famous di industri perfiliman dan dunia. Saya menjadikan Bruce lee sebagai guru pribadi saya, Virtual tentu saja!
Saya pribadi merasa memilki kesamaan dalam segi pikologis dengan bruce.
Saya dulunya adalah seorang anak yang suka berkelahi bersama geng-geng saya, namun itu dulu ketika masih duduk di SMP, saya pernah cemas apa yang akan terjadi bila suatu hari saya tidak bersama teman-teman saya. Oleh karena itu saya mempelajari Karate dan Taekwondo selama 4 tahun.
Namun suatu saat ada titik jenuh yang menyadarkan saya bahwa Karate dan Tae kwon do adalah 2 seni bela diri yang kurang koheren dan praktis dalam menghadapi kenyaataan sesungguhnya di lapangan.

Akhirnya saya ''bertemu'' dengan Bruce Lee dan mulai mendalami dengan Tekun seni bela diri Jeet Kune do, yang ternyata jauh lebih Praktis dan Fleksibel seperti air ketika menghadapi situasi tidak menyenangkan di lapangan.

Person

Bruce lee adalah seorang yang kreatif, dimana dia menciptakan aliran bela diri baru yang lebih fleksibel, praktis, efisien dan tidak menguras tenaga dan waktu Namun mematikan. Bila anda adalah penggiat di seni bela diri anda pasti bisa memahami apa yang saya maksud.

Press

Motivasi dan Dorongan yang dia dapat adalah Keinginan kuat dalam alam bawah sadarnya untuk memmahami esensi dari seni bela diri, dia berkata bahwa seni bela diri yang akurat dan efisien adalah yang tidak banyak menghabiskan tenaga dan waktu dengan segala macam jurus dan move yg tentu saja hanya mengkuras energi.

Proses

Dalam menciptakan seni bela diri yang baru dan Amazing, Bruce lee telah melalui banyak tantangan, seperti usikan dan cemohan dari para kung fu expert di zamannya, bahkan dia di cap pengkhianat karena dianggap mengajarkan seni bela diri kepada etnis lain diluar daratan cina.
Namun dia tetap keuhkeuh untuk menghasilkan seni bela diri yang direct dan powerful, dan saya sendiri telah mengaplikasikan nya dan hasilnya jauh-jauh lebih baik!

Produk

Hasil dari Kreativitasnya adalah seni bela diri yang cepat dan mematikan, ini sangat membantu saya dalam berhadapan dengan keadaan yang mengancam di lapangan.


TUGAS MATA KULIAH KREATIVITAS


Gambar di atas adalah Hasil kreativitas saya dalam membuat anime.

1.Benda apakah itu ? Cartoon / Anime 
2.Kenapa Membuat benda ini ? Karena saya menyukai Grafis dan membuat anime/cartoon
3.Makna ? Memberikan semangat dalam menciptakan desain anime
4.Apa implikasi 4P terhadap karya ini ?

Pribadi : Saya suka menciptakan karya desain untuk landing page dalam website, jadi karya ini adalah sebuah tribute untuk hobi ini.

Press    : Dorongan pembuatan anime ini adalah tuntutan dari matakuliah yang mentrigger motivasi untuk menciptakan karya.

Produk : Karya ini dapat memberikan kepercayaan diri pada saya untuk menciptakn karya-karya lain
Proses  : Karya ini diimplikasikan pada teori Wallas, yang mana pada proses pembuatannya terjadi persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
Persiapannya : Berpikir mengenai apa yang akan dibuat dari bahan-bahan yang diberikan oleh                                             dosen pengampu
Inkubasi  : Membiarkan semua alat dan bahan dan melihat-lihat sekeliling.
Iluminasi  : Menemukan ide untuk membuat dan menciptakan anime
Verifikasi :Mencoba karya tersebut

 

PENDEKATAN 4P DALAM KREATIVITAS

PENDEKATAN 4P dalam KREATIVITAS

Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata
 Kreativitas bisa dimiliki semua orang dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya

Ada empat hal dasar yang berperan dalam mendorong terciptanya KREATIVITAS, Yaitu :

1. PERSON

 Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
 Pribadi yang Kreatif memiliki
  • Keterbukaan kepada pengalaman,
  • Kemampuan untuk memberikan penilaian secara internal sesuai dengan lokus pribadinya.
  •   Kemampuan untuk secara spontan bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep
2.PROCCESS

Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.

3.PRESS

 Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.

4.PRODUCT


 Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.

Mengenali bakat, ciri pribadi, mendorong dengan motivasi, menyediakan waktu dan sarana prasarana, serta mempertunjukkan hasil karya guna menggugah minat untuk berkreasi akan membuat individu terpacu untuk kreatif

suatu karya cipta pada hakikatnya tidaklah baru sama sekali tetapi merupakan pengembangan atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsurunsur yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu suatu produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu.

Para ahli Psikologi pun memberikan pandangan mereka akan apa itu KREATIVITAS berdasarkan individunya.
yaitu :

Menurut Enrich Fromm pribadi kreatif memandang dengan cara baru pada yang lama. Setiap hari dalam hidupnya merupakan hari kelahiran baru. Ia menghadapi hidup dengan berbagai suasananya seakan-akan ia mengalaminya untuk pertama kali. Bagi orang kreatif, tidak ada yang lama, tidak ada yang berulang-ulang dalam hidup ini. Seorang kreatif tidak melihat kecuali yang baru, maka gerak balas atau responsnya juga baru dan orisinal (asli).
Definisi lain yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, tokoh psikologi humanistik, juga dapat dilihat dalam pengertian pribadi. Maslow memaknai kreativitas sebagai kreativitas aktualisasi-diri, yang dalam beberapa hal hampir serupa dengan kesehatan mental yang baik, atau sifat-sifat istimewa bagi kemanusiaan yang sempurna. Bagi Maslow, seorang yang kreatif dalam menjalani kehidupannya adalah dia yang telah mencapai tingkat aktualisasi-diri.

Selain itu Tahap-Tahap Kreativitas pun dibagi atas beberapa fase yakni :
PERSIAPAN -> INKUBASI -> ILUMINASI -> VERIVIKASI

Demikianlah Konsep tentang KREATIVITAS.


Jumat, 07 Juni 2013

Kenapa kita harus Menonaktifkan Handphone ketika kita berada pesawat


Sebagian penumpang pesawat masih belum memahami betapa pentingnya mematikan ponsel ketika berada di dalam pesawat. Padahal langkah itu sangat penting keselamatan penerbangan.

Pada 6 Juni 2013, kesalahpahaman yang berujung cekcok terjadi antara seorang penumpang dan pramugari. Penumpang itu, yang diketahui seorang pejabat provinsi Bangka Belitung, merasa tersinggung ketika diminta pramugari untuk mematikan ponselnya jelang pesawat lepas landas.

Padahal, larangan penggunaan ponsel di pesawat sesuai dengan instruksi Direktur Keselamatan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara melaui suratnya No. AU/4357/DKP.0975/2003 tentang larangan penggunaan ponsel di dalam pesawat udara, sebagai suatu instruksi pelarangan lanjutan mengingat studi larangan ini sesungguhnya sudah diterbitkan oleh FAA (Badan Penerbangan Federal AS) sejak tahun 1991.

Larangan itu bukan tanpa sebab. Sinyal ponsel berpotensi menganggu komunikasi dan navigasi pesawat.

Ganggu Navigasi

Siaran pers Kemkominfo, yang dikutip Jumat 7 Juni 2013,  menjelaskan ponsel tidak hanya mengirimkan atau menerima frekuensi radio saja, melainkan dapat memancarkan radiasi tenaga listrik untuk menjangkau BTS.

Dalam konsisi On, ponsel memancarkan sinyal terus menerus secara periodik pada jarak ketinggian tertentu, dan tetap kontak dengan BTS terdekat.

FAA mengategorikan ponsel, televisi dan radio sebagai alat-alat elektronik portabel, yang berpotensi menganggu peralatan komunikasi dan navigasi pesawat udara, karena perangkat itu dirancang untuk mengirim dan menerima sinyal.

Pada radio FM misalnya, oscilator frekuensi di dalam radio yang mendeteksi gelombang FM secara langsung mengganggu sinyal navigasi VHF pesawat udara.

"Ponsel yang dipakai di dalam pesawat udara tetap memiliki jangkauan transmisi. Saat pesawat terbang menambah jarak dan menjauhi BTS di darat, tenaga yang akan dihasilkan juga bertambah kuat, hingga dapat mencapai batas maksimum," jelas Gatot Dewa S Broto, Kepala Humas dan Pusat Informasi Kemkominfo.

"Sebab itu, risiko adanya gangguan pun akan semakin besar," imbuhnya.

Dengan demikian, apabila sistem komunikasi antara Pilot di kokpit pesawat terbang dengan menara bandara (ATC) terganggu, atau tidak jelas, maka berpeluang mengakibatkan pilot salah membaca panel instrumen.

Gatot juga menekankan, dalam kondisi pesawat take off dan landing, jaringan ponsel akan menciptakan tenaga pada tingkat tertentu, mengingat ponsel relatif dapat menjangkau BTS di terdekat.

"Mengingat fase kritis itu cukup tinggi kontribusinya terhadap berbagai kecelakaan pesawat udara, jadi sangat wajar Awak Kabin selalu tetap melarang penggunaan ponsel saat penumpang boarding atau sesudah pesawat landing," tambahnya.

Flight Mode

Namun, Gatot menambahkan, menyesuaikan perkembangan teknologi di berbagai negara, ada ketentuan yang memperbolehkan penggunaan ponsel dalam pesawat, tapi dengan syarat ketat.

Jadi itulah sebabnya kita harus menonaktifkan ponsel kita ketika kita berada dalam pesawat.

Hope this Useful :)

Kamis, 06 Juni 2013

LAPORAN OBSERVASI PENDIDIKAN BERBASIS E-LEARNING


NAMA            : ESTHER AZALIA             121301051
                         FELIX THEOSOPY             121301065
                         IIN TRIANA                                     121301075
                         ELISABET SIANTURI        121301107
                         DANIEL NOVRIMAN        121301109

A.    IDENTITAS SEKOLAH
Nama sekolah                          : SMA Negeri 2 Medan
Alamat sekolah                       : Jl.Karang Sari No.435, Medan Polonia
Uang spp / bulan                     : Rp.100.000,-
Konsep e-learning diberlakukan sejak tahun 2009

Perangkat sekolah
Nama kepala sekolah              : Drs. M. Abdu siregar

B.     URAIAN AKTIVITAS OBSERVASI
-          Observasi dilakukan pada hari rabu tanggal 5 Juni 2013
-          Dimulai pada pukul 09.00 – 10.30 WIB
-          Observasi dilakukan disalah satu kelas X, yaitu kelas X-4, berjumlah 45 orang
-          Pada saat observasi mata pelajaran yang berlangsung adalah Biologi, yang diampu oleh Bapak Prayogi, S.Pd
-          Observasi dilakukan oleh anggota kelompok pengamat dengan cara mengikuti proses belajar mengajar dalam kelas selama satu les pelajaran, kelompok pengamat duduk dibagian belakang kelas.
-          Diakhir observasi kelompok pengamat memberikan kuesioner kepada siswa yang terdiri dari 3 pertanyaan, untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap e-learning. Salah satu contoh pertanyaan : “apakah dengan kondisi belajar yang menggunakan infokus seperti  ini menjadi efektif dalam memahami pelajaran yang diberikan?”

C.     LAPORAN HASIL OBSERVASI
1.      Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, perkembangan teknologi semakin meningkat dan semakin canggih. Teknologi tersebut terus dikembangkan untuk membantu manusia dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari.  perkembangan tersebut juga dapat dirasakan dalam dunia pendidikan saat ini. Pelaksanaan proses belajar mengajar sudah sangat banyak menggunakan hasil dari teknologi tersebut, bukan hanya sebagai alat pembantu penyampaian materi  saja namun digunakan juga untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Konsep pembelajaran tersbut saat ini diistilahkan dengan e-learning    .
Dengan penggunaan teknologi tersebut maka perlu untuk diamati apakah konsep pembelajaran e-learning memberikan pengaruh untuk kemajuan dunia pendidikan saat ini. Dengan melakukan tugas observasi ini diharapkan akan mengetahui dan melihat bagaimana dinamika pembelajaran dengan menggunakan e-learning yang juga didukung oleh aspek-aspek lain seperti teori belajar, motivasi, orientasi, manajemen kelas.

2.      LANDASAN TEORI
Konsep e-learning merupakan konsep pembelajaran yang menggunakan teknologi sebagai media penunjang proses pembelajaran. Pembelajaran  dilakukan secara langsung atau tidak langsung; dengan cara online atau offline.
            Hal yang berkaitan dalam proses pembelajaran e-learing tentunya memiliki aspek lain yaitu teori belajar yang digunakan, motivasi belajarn orientasi belajar, dan juga manajemen kelas.
a.       Teori belajar
Pembelajaran merupakan pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman (Santrock, 2008:266).
Ada beberapa perspektif pembelajaran, yaitu :
Ø  Perspektif behavioral
Pandangan yang menyatakan perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Terdapat dua pembelajaran behavioral yaitu dengan pembelajaran pengkondisian klasik, yaitu mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus, dan pembelajaran operan yang menggunakan konsekuensi (penguat/hukuman) pada setiap perilaku.
Ø  Perspektif kognitif
Pandangan ini menyatakan bahwa perilaku dijelaskan oleh proses berpikir manusia, dengan menggunakan pemahaman hubungan-hubungan, antara bagian dan keseluruhan. Jean Piaget menyatakan bahwa proses pembelajaran manusia disesuaikan pada tahap perkembangan manusia itu sendiri (sensori motori, pra operasional, operasional konkret, operasional formal). Alfred Bandura menyatakan bahwa pembelajaran manusia didapatkan melalui pengamatan atau obserasi pada perilaku orang lain (modelling).
Ø  Persepektif Humanistik
Pandangan ini menyatakan perilaku manusia dilihat dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamat. Teori yang mendukung pandangan ini adalah teori hierarki kebutuhan oleh Abraham Maslow. Manusia akan selalu berusaha mengaktualisasikan diri dengan melewati beberapa tingkatan kebutuhan mulai dari yang paling dasar.
b.      Teori Motivasi
Motivasi adalah suatu proses yang memberi semangat atau dorongan untuk melakukan sesuatu. Beberapa teori motivasi sebagai berikut :
Ø  Teori behavioral
teori ini menekankan pada motivasi eksternal, dimana pemberian konsekuensi (imbalan/hukuman) pada perilaku merupakan kunci motivasi seseorang.
Ø  Teori humanistik
Teori ini menyatakan bahwa manusia mempuyai kemampuan mengembangkan kepribadian dan bebas dalam memilih nasib mereka. Manusia akan terus terdorong atau termotivasi untuk mencapai aktualisasi diri mereka
Ø  Teori Kognitif
Teori ini menyatakan bahwa motivasi seseorang akan dipengaruhi oleh pemikiran dan minat manusia, lebih menekankan motivasi internal.
Ø  Teori Sosial
Teori ini menyatakan kebutuhan afiliasi atau keterkaitan dengan orang lain mempengaruhi motivasi seseorang, dimana manusia akan membutuhkan dorongan atau perhatian untuk memotivasinya.
c.       Orientasi Belajar
Orientasi belajara adalah cara yang dilakukan pengajar dan murid untuk mencapai tujuan instruksional dalam satuan instruksional tertentu. Terdapat dua orientasi beajar, yaitu :
·      Teacher Centered Learning (TCL)
berorientasi pada konten (content oriented), dimana guru menjadi pusat pembelajaran
·      Student Centered Learnig (SCL)
berorientasi pada pembelajaran (learning oriented). Murid menjadi oknum yang paling berperan aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator.
d.      Manajemen Kelas
Manajemen kelas merupakan pengelolaan atau pengaturan kelas, yang dilakukan untuk mencapai belajar yang efektif. Pengelolaan kelas tersebut termasuk pengaturan gaya penataan kelas. Beberapa gaya penataan kelas yaitu :
·Gaya auditorium, susunan kelas semua murid duduk menghadap guru.
·Gaya tatap muka, murid saling menghadap.
·Gaya off-set, gaya susunan kelas di mana sejumlah murid (tiga atau empat orang) duduk di bangku namun tidak berhadapan langsung satu sama lain.
·Gaya seminar, sejumlah murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
·Gaya kluster, sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan orang) bekerja dalam kelompok kecil.

3.      HASIL OBSERVASI
Ø  Pembelajaran dilakukan menggunakan fasilitas ruangan kelas untuk 50 orang siswa, terdapat meja dan kursi menghadap satu arah, dan berlawanan dengan arah mengahadap guru
Ø  Fasilitas teknologi yang digunakan berupa laptop dan proyektor
Ø  Pembelajaran dilakukan dengan tatap muka langsung, yakni dengan cara presentasi oleh siswa untuk menyampaikan materi bahan pembelajaran
Ø  Disela-sela presentasi guru menambahkan, mengarahkan, dan meluruskan penyampaian kelompok penyaji.
Ø  Guru selalu memberikan dorongan terlebih dahulu untuk mendorong siswa mulai bertanya dan berperan aktif
Ø  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kembali kepada kelompok penyaji dan melakukan tanya jawab
Ø  Dari kuesioner yang disampaikan kepada 45 siswa, terdapat :
10 orang yang tidak setuju e-learning merupakan pembelajaran efektif
35 orang setuju e-learning merupakan pembelajaran efektif

D.    RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
1.      Menurut Kelompok
-          E-learning yang dilakukan pada kelas ini merupakan pembelajaran yang efektif. Hal tersebut terlihat bahwa e-learning tersebut memberikan manfaat bagi siswa dan juga membantu guru dalam mengajar. Metode e-learning yang dilakukan di SMA Negeri 2 Medan ini merupakan pembelajaran dengan konsep tatap muka langsung, dan dilakukan secara offline, yaitu dengan menggunakan laptop dan proyektor sebagai media penyampaian informasi.
-          Teori belajar menggunakan teori kognitif, hal ini dapat dilihat dari guru yang mengingatkan kembali kepada murid tentang materi sebelumnya, dan juga memberi penjelasan disela-sela presentasi kelompok tentang hubungan dalam materi tersebut.
-          Motivasi, teori motivasi yang digunakan adalah teori motivasi behavioral dan kognitif, hal ini dapat dilihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, namun siswa tidak merespon hal tersebut. Sehingga guru memberikan pertanyaan kepada siswa, lalu siswa tersebut menjawab. Pertanyaan tersebut merupakan sebagai pendorong siswa untuk mulai aktif dalam hal tanya jawab. Dari teori kognitif, siswa dimotivasi oleh motivasi internalnya untuk melakukan pembelajaran dan memahami konsep-konsep yang dipaparkan.
-          Manajemen kelas, sekolah sudah memberikan dan melengkapi fasilitas belajar seperti laptop dan proyektor, ruangan yang cukup untuk 50 orang.  Gaya / posisi duduk berbentuk gaya auditorium dimana  semua siswa menghadap 1 arah (papan tulis, proyektor dan guru)
-          Orientasi belajar, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan Student Centered Learning (SCL), hal ini dapat dilihat dari siswa yang diminta untuk mempresentasikan materi belajar, dan apabila ada siswa (audience) yang belum memahami materi, mereka diberi kesempatan untuk bertanya kepada siswa penyaji, dan pada akhirnya diarahkan kembali oleh guru pengampu.
-          Pembelajaran e-learning merupakan pembelajaran efektif bagi siswa, pembelajaran tersebut memberikan pengaruh yang baik dan memberikan manfaat pada siswa dalam melakukakn proses pembelajaran disekolah, hal ini disimpulkan kelompok dari hasil kuesioner yang dibagikan.
2.      Menurut pandangan pribadi
Pembelajaran dengan menggunakan konsep e-learning memberikan manfaat bagi para siswa, hal tersebut dapat dilihat dari proses belajar yang berlangsung didalam kelas. Dengan penggunaan teknologi sebagi penunjang proses pembelajaran, penyampaian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan lebih efektif. Selain itu disisi lain guru juga mendapatkan bantuan dari konsep pembeljaran tersebut, dimana saya melihat bahwa dengan adanya media atau fasilitas yang berupa teknologi tersebut sangat membantu guru untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pembelajaran. Kelas melakukan orientasi belajar SCL, dimana siswa berperan aktif dalam dinamika kelas. Motivasi eksternal siswa sangat berpengaruh untuk mendorong siswa mulai bertanya jawab. Gaya penataan kelas didalam kelas merupakan gaya auditorium yang menghadap satu arah kedepan, dimana penyaji dan tampilan materi dari proyektor sebagai pusat perhatian. 

E.     TESTIMONI
1.      Esther Azalia (12-051)
Tugas observasi yang diberikan sebagai salah satu tugas di matakuliah pendidikan ini memberikan pengalaman yang baru bagi saya dan kelompok saya. Dalam proses melakukan observasi ini, kami menghadapi beberapa masalah, yakni masalah sekolah yang tidak memberikan kami kesempatan untuk observasi. Kami sudah mencoba hampir lima sekolah, namun ada banyak hal yang mengakibatkan kami tidak diizinkan untuk melakukan observasi di sekolah tersebut. Hingga pada akhirnya, kami meminta izin ke SMA Negeri 2 Medan. Pada awalnya kami juga mendapatkan kendala yaitu masalah surat izin. Pihak sekolah meminta kami untuk meminta surat dari dinas pendidikan jika kami hendak melakukan observasi di sekolah tersebut. Hingga pada akhirnya, kami meminta tolong agar diberikan kemudahan dengan pertimbangan ada 2 orang dari kelompok kami yang merupakan alumni pihak sekolah. Saya dan teman-teman bersyukur, pada akhirnya kami diberikan kesempatan observasi di hari Rabu lalu.
Pada awalnya, yang melakukan observasi hanya saya, Iin dan Felix dikarenakan Elisabet dan Daniel harus melakukan presentasi mata kuliah kepribadian I. Namun, hal ini tidak mengurangi rasa semangat saya dan teman-teman yang lain. Dan saya pribadi bersyukur, karena pihak sekolah baik itu guru yang mengajar, maupun siswa-siswi di kelas X-4 memberikan respon yang positif terhadap kami.
Saya berharap tugas observasi ini dapat saya jadikan pelajaran untuk saya baik itu dalam masalah komunikasi antar anggota kelompok, maupun hal-hal teknis lainnya di semester-semester yang akan datang.

2.      Felix Theosopy (12-065)
Observasi yang dilakukan ini memberikan pelajaran buat saya. Dalam perencanaan ini kami mendapati beberapa permasalahan seperti lokasi observasi, perizinan dan juga waktu pelaksanaan. Namun bagi saya permasalahan itu justru membuat kelompok kami semakin berusaha dan berpikir untuk mencari jalan keluar.
Dalam pelaksanaan observasi saya mendapatkan pengalaman baru, dan saya harap ini menjadi langkah awal untuk kedepannya.
3.      Iin Triana (12-075)
Tugas observasi ini adalah observasi yang pertama kali saya lakukan setelah menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi. Saat diberikan tugas ini, awalnya kami merasa bingung memilih sekolah. Kami sudah mencoba di 5 sekolah, tapi semua berakhir dengan penolakan. Tapi dengan tekad pantang menyerah, kami mendatangi SMA Negeri 2 Medan (lagi) dengan harapan kami bisa bertemu dengan kepala sekolahnya agar bisa berbicara langsung. Ternyata beliau sedang tidak ada di tempat. Akhirnya KTU sekolah menyuruh kami untuk menemui Pak Arsyad (Wakasek/PKS bagian akademik). Kami pun menemui beliau. Dengan wajah memelas, kami memohon ijin dari Bapak. Jurus terampuhnya adalah dengan bilang bahwa dua orang dari kelompok kami adalah alumni dari sekolah tersebut. Akhirnya kami mendapat ijin. Tapi sayang, hari yang ditentukan bertepatan dengan hari dimana teman-teman kami, yaitu Elisabet dan Daniel, presentasi mata kuliah Kepribadian. Jadi kami hanya melakukan observasi bertiga, yaitu saya (Iin), Esther, dan Felix.

4.      Elisabet Sianturi (12-107)
Perencanaan yang kami lakukan sejak awal mungkin tidak sama seperti kelompok-kelompok lain. Bisa dikatakan kelompok ini yang paling banyak melewati rintangan. Ditolak oleh 4 sekolah dengan harapan yang sudah diberikan sebelumnya dan waktu yang tidak termanfaatkan dengan baik. Sampai akhirnya ada jalan yang ditunjukkan kepada kami sehingga berpeluanglah kelompok ini untuk melakukan observasi di SMA N 2 Medan. Proses berjalan dengan baik, mungkin hanya sedikit kekurangannya. Dimana saya dan Daniel Novriman harus menyusul dikarenakan kami harus presentasi di mata kuliah lain pada waktu yang sama. Kemudian selesainya kami berdua menyusul ke sekolah tersebut untuk membantu 3 orang teman kami yang lain. Proses observasi berjalan mulus dan menyenangkan, siswa/i mengikuti pelajaran biologi dengan tertib dan kemudian mengisi kuisioner yang kami buat secara khusus sesuai dengan tema observasi kami dengan sebuah pulpen sebagai reward untuk masing-masing siswanya. Berbagai pendapat dan alasan kami terima dan itu benar-benar sangat membantu kami. Jika dilihat dari keseluruhan lebih banyak siswa yang menganggap bahwa sistem e-learning itu membantu proses belajar mereka. Sekian testimoni dari saya, terima kasih.
5.      Daniel Novriman   (12-109)
Kegiatan observasi ini memberikan pengalaman baru dan juga memberikan wawasan baru bagi saya. Pada awalnya kelompok kami menghadapi masalah dalam perencanaan kegiatan ini, dimana sekolah pertama yang kami tuju dengan surat pengantar dari fakultas pada akhirnya menolak kami untuk melakukan kegiatan observasi tanpa ada penjelasan alasan penolakan tersebut, dimana pada awalnya setelah kami menyerahkan surat pengantar tersebut kami diminta untuk menunggu konfirmasi hari pelaksanaan dari pihak sekolah selama beberapa hari. Dengan kegiatan perkuliahan dan tugas yang banyak, kami tetap berusaha mencari sekolah yang akan kami lakukan observasi. Pada akhirnya kami mendapatkan tempat yaitu SMA Negeri 2 Medan, walaupun pada awalnya sempat menemui kesulitan dalam proses perizinan oleh pihak sekolah.
      Proses observasi kelompok kami diawali oleh 3 orang pertama kelokasi observasi, saya dan Elisabet tidak bisa mengikuti observasi dari awal karena pada saat hari pelaksanaan kami melakukan presentasi mata kuliah dikampus. Sehingga saya dan Elisabet baru bisa menyusul kelokasi setelah presentasi kami selesai.
      Kegiatan ini ini menjadi hal baru dalam dunia pendidikan saya, semoga menjadi bekal untuk melakukan kegiatan-kegiatan perkuliahan selanjutnya.