Selasa, 26 April 2016

Karya Kreativitas

NAMA :           FELIX THEOSOPHY H SITANGGANG

NIM     :           121301065




DESKRIPSI PRODUK

Produk kreativitas saya adalah sebuah karya lukisan diatas sebuah serbet atau taplak meja yang awalnya berbentuk polos. Lukisan merupakan hasil karya sebuah seni. Lukisan memberikan nuansa estetika, memberi efek keindahan dan berfungsi guna sebagai aksesoris.

saya memberi nilai tambah pada serbet / taplak meja polos tersebut dengan lukisan bunga di atasnya, dengan teknik manual tidak menggunakan mesin. Saya menggunakan gambar bunga sebagai objek lukisan karena bunga adalah sebuah simbol bahasa cinta.



Selamat Pagi bu, Saya Felix Theosophy akan menjelaskan teori kreativitas mengenai tugas individu saya. Tugas kreativitas individu saya adalah sebuah karya berbentuk 3 dimensi yaitu berupa lukisan bunga yang bercorak. Dimana gambar bunga tersebut saya lukis menggunakan cat minyak diatas sebuah serbet sebagai media kreasi saya.

Proses kreatif mengenai karya 3 dimensi saya dijelaskan dengan menggunakan teori dari Wallas dalm bukunya The art of Thought (Piirto,1992), yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 Tahap yaitu : 1) Persiapan ; 2) Inkubasi ; 3) Iluminasi dan ; 4) Verifikasi.


Pada tahap pertama dalam mengerjakan tugas individu kreativitas ini saya memasuki Tahap persiapan yaitu sebuah tahap dimana seseorang mempersiapkan diri untuk memcahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang dan sebagainya.
Pada tahap ini, saya sejujurnya merasa bingung dan tidak memiliki ide tentang apa yang akan saya tuangkan untuk dijadikan karya nyata yang dapat diamati (observable). Hal ini mungkin karena saya kekurangan refrensi akan karya apa yang bisa dikatakan sebuah karya kreatif.
Saya pun mulai mencari ide dengan cara membaca Koran, majalah, googling di internet dan bertanya dengan orang-orang sekitar saya apa ide kreatif yang akan saya coba untuk dijadikan karya 3 dimensi. Namun sayangnya apa yang saya peroleh dari surat kabar, Internet dan Bertanya dengan orang lain tidak ada yang menarik perhatian saya. Saya pun cukup bimbang karena mata kuliah ini sebenarnya mata kuliah yang sangat berguna untuk menjadi panduan karena memaparkan konsep-konsep psikologi tentang Kreativitas karena Kreativitas merupakan Skill yang sangat dibutuhkan dimanapun oleh karena itu saya berusaha untuk membuat karya yang bisa dianggap kreatif walaupun mungkin dalam bentuk paling sederhana.  Karena saya tidak kunjung mendapatkan ide dan inspirasi maka saya pun berhenti untuk mencari referensi dan melupakan sejenak tentang hal ini.

Pada saat saya memutuskan untuk rehat sejenak memikirkan dan mencari gambaran karya kreasi apa yang akan saya lakukan, Langkah yang saya ambil ini dapat dijelaskan sesuai dengan Tahap kedua proses kreatif menurut Wallas yaitu Tahap Inkubasi. Tahap Inkubasi adalah Tahpan dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi ‘’ mengeramnya’’ dalam alam pra sadar. Tahap ini adalah tahap penting karena gagasan atau inspirasi akan muncul dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
Karena saya tidak kunjung mendapat ide, saya pun memutuskan untuk bersantai seperti jogging, bermain musik dan bahkan berendam dalam air hangat yang tujuannya adalah agar saya dapat benar-benar rileks dan tidak merasa stress sehingga pikiran saya bisa berpikir lebih fleksibel dan segar.

Setelah berhari-hari tidak mendapat ide saya yang menyibukkan diri dengan bermusik dan disinilah secara tidak sengaja saya mendapatkan ide tentang karya yang bisa saya coba buat. Pada saat saya menyibukkan diri dalam bermusik, saya banyak memainkan lagu-lagu yang bertema cinta karena lagu-lagu bertema itu sangat emosional dan hal tersebut dapat mengilhami saya untuk membuat sebuah karya yang berhubungan dengan Tema Cinta. Saya mendapat ide untuk membuat karya yang menggunakan bunga sebagai objeknya, Mengapa kerena bunga menurut saya adalah simbolisasi dari sekian banyak bahasa cinta yang ada dalam mengekspresikan perasaan cinta. Pada awalnya saya memiliki ide untuk membuat rangkaian bunga yang memiliki harum yang semerbak untuk dipadukan dan dirangkai sedemikian rupa agar layak disebut sebuah karya seni yang kreatif, namun saya berpikir bahwa hal itu kurang relevan karena Bunga memiliki kelemahan yaitu akan layu, sehingga karya ini tidak bersifat long term karena adanya faktor fisis yang akan membuat bunga tersebut layu dan tidak elok untuk dipandang lagi maka saya pun mendapat ide untuk membuat sebuah karya mengnai bunga dalam bentuk 3 dimensi yang tidak layu oleh pengaruh lingkungan fisis amka saya pun memutuskan membuat karya tersebut dalam bentuk lukisan atau gambar diatas sebuah serbet yang pada awalnya tidak memiliki corak sedikitpun alias polos. Maka saya pun memberikan nilai tambah secara estestika pada serbet tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu acuan mengenai kreativitas yaitu sebuah karya kreatif tidak harus baru melainkan  sebuah kombinasi baru dari unsure atau elemen yang ada.

Pada saat saya mulai bekerja untuk mewujudnyatakan ide saya tersebut saya telah memasuki tahapan terakhir dalam proses kreatif yaitu Tahapan Verifikasi. Tahap verifikasi menurut Wallas adalah tahap dimana idea atau kreasi baru harus diuji terhadap realitas, disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
Pada saat saya mengerjakannya saya telah lebih dulu memikirkan bagaimana agar simbolisasi/karya ini dapat dipandang dan teruji waktu dalam artian tidak akan layu seperti bunga aslinya dan memiliki fungsi lain selain fungsi estetika saja tetapi juga punya nilai praktis, oleh sebab itu saya membuat serbet yang memiliki lukisan dengan corak bunga diatasnya, sehingga tidak hanya serbet tersebut memiliki fungsi utama sebagai taplak meja (nilai praktis) namun juga menjadi karya kreatifitas yang memiliki nilai estetika.


Demikianlah bu pemaparan saya mengenai tugas kreativitas individu berdasarkan pada Teori-teori dan Konsep psikologi mengenai kreativitas. Saya menyadari bahwa karya saya mungkin belum bisa dilkatakan memiliki nilai kreativitas yang tinggi oleh sebab itu atas segala kekurangan dan kelemahannya saya memohon maaf pada ibu. Terima kasih bu.

Akuntansi Biaya yang saya gunakan dalam membuat karya kreativitas ini adalah sebesar 45 ribu rupiah. 


Rabu, 31 Desember 2014

ANALISIS KASUS (Mark Zuckerman)



MELINTASI AIR TERJUN NIAGARA DENGAN TALI


FENOMENA

Setelah satu abad lebih, Nik Wallenda seorang stuntman asal Amerika berusia 33 tahun telah menjadi orang pertama yang menyebrangi air terjun Niagara diatas sebuah kabel baja.

aksinya disaksikan oleh satu miliar pemirsa TV, lebih dari 125.000 pelancong di ngarai sisi wilayah Kanada, dan lebih dari 4.000 pelancong di ngarai sisi wilayah Amerika.




Dia membutuhkan waktu 25 menit untuk melintasi jarak 548 meter dari wilayah Kanada ke wilayah AS pada Jumat malam waktu setempat.





Ditengah air terjun yang jatuh dari atas tebing setinggi 60 meter dengan kecepatan 65mph, ia diterpa percikan kabut air terjun dan memilih melihat ke bawah saat berjalan dari pada lurus ke depan. Untuk membantu keseimbangan, dia memegang tongkat dengan tali penahan pada leher. Panjang tongkat mencapai 12 meter. Ia juga mengenakan sabuk keselamatan yang terpasang ke kabel.




B. TEORI
Sensation seeking dideskripsikan sebagai keinginan untuk bervariasi/beragam, baru, kompleks/rumit, sensai yang intens dan pengalaman serta kesukarelaan dalam mengambil resiko secara fisik, sosial, legal, dan secara financial demi sebuah pengalaman.
Zuckerman Kemudian mengidentifikasikan kedalam empat komponen dari sensation seeking :

Thrill and adventure seeking Yakni : Keinginan untuk terikat dalam aktivitas fisik yang melibatkan kecepatan dan bahaya.
Experience seeking Yakni : Mencari pengalaman baru melalui perjalanan, lagu, seni. 
Disinhibition Yakni Kebutuhan untuk terbebas dari halangan aktivitas sosial (liar) 
Boredom susceptibility Yakni :Ketidaktoleran terhadap pengalaman yang berulang-ulang


C. PEMBAHASAN

Nik Wallenda adalah Orang ‘’Gila’’ yang memiliki Sensation Seeking Karena dia mempunyai keinginan tinggi untuk menemukan sebuah pengalaman baru walau harus mengambil resiko yang tinggi.  Tindakannnya dalam Melintasi Air Terjun Niagara yang Terkenal memiliki Debit air yang sangat Tinggi dengan Hanya menggunakan Tali adalah sebuah Bentuk Thrill and adventure seeking yang sangat memicu Adrenalin bukan hanya bagi dia pribadi namun juga bagi orang yang Mengamati. Wallenda ingin mencari dan memiliki pengalaman baru dalam berjalan diatas tali. Dia mengaku pertama kali berjalan di atas tali pada usia dua tahun dan ia menjanjikan pertunjukan yang tidak akan dilupakan orang. Baginya itu menjadi sebuah pengalaman baru yang Tak terlupakan ketika dia berjalan di balik kabut air terjun, menghilang dari penglihatan orang dan keluar lagi di ujung air terjun. Hal ini sangat real dan melekat dalam aspek Experience seeking.
Aksinya ini bila diamati adalah suatu perilaku yang ‘’Tak Lazim’’ dan Liar bagi Kebanyakan Orang sehingga digolongkan kedalam aspek Disinhibition, Selain itu dia mengakui bahwa aktivitas ini adalah aktivtas yang membuat dia merasa bahagia dan ‘’hidup’’. Dia juga merasa sangat tenang saat berjalan di atas tali.  ‘’Hanya saya dan tali kawat. Sangat menyenangkan!’’ Wallenda berkata.
Dia pun Berhasrat untuk melakukan aksinya ini lagi namun ditempat-tempat yang memacu adrenalin danmencari suasana yang lebih menantang dari tempat-tempat sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa Nik Wallenda tidak ingin dan tidak tertarik untuk melakukan pengalaman yang berulang, dia berhasrat untuk mencari sensasi baru. Hal ini adalah satu bentuk dari aspek  Boredom susceptibility.



Sumber :
http://www.bbc.co.uk/ 2012/02/120216_niagarafalls.shtml

Jumat, 08 November 2013

KONSEP PERFORMA KELOMPOK 5



NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5

FAHMI IDRIS SITOMPUL 121301056

FELIX T.S 121301065

HENGKY FARNANDO SITANGGANG 121301076

LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia komedi yang semakin maju dari tahun ke tahun dan terus berkembangnya teknik-teknik yang berbeda di dunia komedi, sehingga komedi tetap dapat memberikan hiburan yang fresh kepada masyarakat luas. Salah satu teknik komedi yang akhir-akhir ini sangat marak di perbincangkan adalah stand-up comedy. stand-up comedy di mulai pada tahun 1800an di Amerika yang saat itu untuk pertama kalinya masih berwujud teater, Sedangkan di Indonesia,Akhir-akhir ini, stand up comedy begitu populer di jagad hiburan Indonesia. Secara umum, makan lesikal stand up comedy adalah lawakan atau komedi yang dilakukan di atas panggung oleh seseorang dengan melontarkan serangkaian lelucon berdurasi 10 sampai 45 menit. Popularitas stand-up comedy bisa dibilang fenomenal mengingat jenis komedi ini belum memiliki akar budaya yang kuat di Indonesia. Awal kultur komedi cerdas yang mengandalkan kata-kata sebagai pengundang tawa dimulai oleh Warkop DKI dan Bagito. Di era millenium, almarhum Taufik Savalas menghadirkan aksi yang mirip dengan stand-up comedy. Berdiri sendirian di panggung melakukan komedi melalui ucapan. Bedanya, almarhum membawakan konsep joke telling. Karena Lawakan stand-up comedy masih tergolong baru dan sekarang sedang digandrungi oleh masyarakat Indonesia khususnya remaja itulah yang melatar belakangi kami untuk menampilkan aksi stand-up comedy di matakuliah Kreativitas sekaligus memperkenalkan langsung gaya lawakan stand-up comedy, yang kami beri judul ”Stand-Up Garing Show”.

BERDASARKAN TEORI 4P

Person.

Adanya keinginan dari diri kami untuk menampilkan sesuatu yang berbeda dan unik dalam tugas performa kelompok, membuat kami berpikir untu menampilkan sesuatu penampilan yang berbeda dari kelompok yang lain, karena sekarang lawakan jenis stand-up comedy sedang digandrungi, maka kami memilih stand-up comedy sebagai penampilan dari kelompok kami.

Press.
Dorongan dari dalam diri sendiri dan dorongan dari luar berupa ingin mendapatkan nilai A di matakuliah kreativitas, sehingga mendorong kami untuk menampilkan performa yang berbeda.

Proses.
Proses mulai dari kami memilih penampilan apa yang akan kami tampilkan, menentukan apa yang akan ditampilkan, menyiapkan mental, belajar cara menjadi comics yang baik, dan melakukan persiapan yang lainnya. Comisc merupakan sebutan untuk orang yang sedang melakukan stand-up comedy.

Product.
Hasilnya yang kami harapkan dapat menghasilkan produk-produk kreatif yang bermakna dan dapat menghibur orang lain dari penampilan yang kami rasa cukup kreatif.

KONSEP PENAMPILAN
Kelompok kami beranggotakan tiga orang, jadi kami akan melakukannya secara bergantian.
Waktunya hanya 5 menit/orang.
Topik yang dibahas bisa bebas/khusus.
Dilarang membahas materi yang berbau SARA.

Performa dimulai dengan satu orang menyampaikan materi lawakan dan kemuduian dilanjutkan dengan orang berikutnya sampai dengan orang terkahir.

HARAPAN

Harapan kami dari performa kreatif kami, semoga dengan performa ini kami bisa lebih kreatif lagi kedepannya dan dengan teori 4P yang sudah kami ketahui, kami dapat menggunakannya dalam pembentukan kreatif pada diri kami, sehingga tujuan dari matakuliah kreativitas yaitu agar mahasiswanya memiliki kreativitas dapat tercapai dan semoga seluruh mahasiswa yang mengambil matakuliah kreativitas dapat terhibur dengan penampilan kami.

Contoh stand-up comedy :

http://www.youtube.com/watch?v=t_PMqkANJ_M

 

Rabu, 16 Oktober 2013

Lingkungan Kreativitas



PERANAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK


Kita akan membahas tentang karakteristik pribadi yang kreatif yang dirumuskan oleh Amabile (1989) tentang persimpangan kreativitas dan kemudian ditinjau bagaimana peranan keluarga terhadap perkembangan kreativitas  terhadap anak.

B. TEORI PERSIMPANGAN KRAETIVITAS (creativity intersection)
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam keteramoilan tertentu sesuai denagn minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka.
Keterampilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik misalnya adalah :
Anak memiliki keinginan dan prakarsa sendiri melakukan suatu kegiatan, anak senang melakukan kegiatan itu tanpa disuruh.

C. KARAKTERISTIK KELUARGA YANG KREATIF
1.Penelitian Docey membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  Lingkungan keluarga berperan besar , lalu  tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga, selain itu banyak remaja yang kreatif melalui masa trauma/krisis dalam hidup mereka. Humor juga merupakan hal yang sering tampil. Faktor orang tua yang juga kreatif , keluarga kreatif juga lebih sering pindah rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda daripada rumah pada umumnya.
Orang tua juga kerap menemukan tanda-tanda kreatif pada anaknya saat usia dini. Orang tua juga berpendapat bahwa Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kreativitas anak. Tetapi anak remaja yang kreatif lebih cenderung untuk bekerja keras dibanding anak seusianya. Agaknya belahan otak kanan lebih mendominasi daripada otak kiri pada anak lainnya.
Dalam hal ini tampak adanya perbedaan skor dalam jenis kelamin dimana, anak berjenis kelamin pria lebih cenderung untuk Kreatif dibanding anak berjenis kelamin wanita.
Berbagai penelitian di Indonesia mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan orang tua, nilai-nilai yang dipentingkan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak baik dari masa pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi pada umumnya memperkuat teori dan hasil penelitian di luar negeri mengenai factor-faktor penentu dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja kreatif anak.
Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang  pengembangan kreativitas anak.
Penting pula peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai pendukung program anak berbakat di sekolah, misalnya mencari mentor, membantu pelaksanaan program anak berbakat dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.
Analisis diri saya dari peran keluarga terhadap perkembangan kreativitas adalah bahwa di dalam keluarga saya itu
·         Dari segi kebebasan, kurang adanya kebebasan, dimana saya kurang bisa bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan saya akan sesuatu, saya secara psikologis merasa tertekan, dan harus patuh terhadap peraturan dan nilai-nilai yang telah ditentukan keluarga.
·         Dari segi Respek, keluarga kerap kurang percaya akan kemampuan saya sebagai individu, ada hal-hal atau satu moment dimana saya diberi nasihat halus untuk mundur dari impian saya, dengan alasan bahwa hal tersebut tidaklah relevan dan belum tentu mungkin untuk diraih.
·         Dari segi kedekatan emosional, saya merasa dekat dengan diri saya pribadi dan anggota keluarga yang lainnya.
·         Dari segi Prestasi, Orang tua saya bersikap tenang dalam menyikapi prestasi yang diraih
·         Dari segi orang tua, Orang tua saya adalah pribadi yang keras, tegas, tidak basa-basi dan to the point.

PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK


Karakteristik guru berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, professional dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru anank berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran.
Karakteristik professional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologis siswa berbakat.
Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi terhadap ketangkasan , kesejatian, aktualisasi diri. Dan antusiasme. Persiapan guru anak berbakat meliputi program bergelar atau program latihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah dalam jangka pendek. Saran Galagher dan Renzuli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dan mentor nanrasumber yang dipilih oleh sekolah.
Orang tua dapat membantu penyelenggaran program anak berbakat. Di sekolah, misalnya ikut merancang dan berbagai kegiatan belajar dan merencanakan karya wisata. Dan sebagainya.
Peranan dari psikolog dan konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang terus-menerus dan dialogis untuk memberi nasihat, dukungan dan bantuan dalam mewujudkan pengembangan sepenuhnya dari anak bernakat.
Ditinjau dari model amabile, Kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antar tiga komponen. Dari tiga komponen ini, keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang Kreativitas.
Sikap guru dalam pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan prestasi siswa, ialah jika member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan dengan pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi dan mengarahkan yang terakhir sangat membatasi otonomi anak. Anak akan kreaytif jika guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk pengembangan kreativitas anak dibandingkan dengan kelas tradisional.
Ruang kelas member banyak rangsangan visul yang menarik.

Analisis diri saya terhadap Peranan sekolah terhadap Pengembangan Kreativitas anak adalah Menegenai peranan mentor, khususnya Mentor pribadi yaitu seorang guru yang meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual siswa.
Studi kasusnya adalah saya mempunyai seorang guru yang sangat saya kagumi yaitu, guru fisika. Beliau meiliki pengaruh bagi say secara pribadi untuk meningkatkan kemampuan dan Kemajuan saya dalam memahami Ilmu fisika sebagai ilmu terapan. Beliau kerap memberikan dukungan moral dan Mindset (Pola pikir) tentang bagaimana memahami gambaran besar tentang Fisika secara Kreatif dan sederhana. Beliau juga menularkan Virus Imajinasi dalam memahami ilmu alam ini.









PERANAN MASYARAKAT DALAM MEMGEMBANGKAN KREATIVITAS


Arieti merumuskan Konsep Creativogenic pada tahun 1976 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·         Adanya sarana dan prasarana kebudayaan
·         Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
·         Penekanan pada becoming , dan tidak melulu hanya pada Being
·         Kesempatan bebas terhadap  media kebudayaan
·         Kebebasan, dengan pengalaman tekanan dan rintangan sebagai tantangan
·         Menghargai dan dapat mengintegrasukan rangsangan dari jebudayaa yang berbeda
·         Toleransi dan minat terhadap pandangan yang berarti
·         Adanya insentif, penghargaan dan atau hadiah.
Kesembilan factor diatas merupakan penunjang , tetapi yang paling menentukan adalah unsure-unsur psikis individu seperti Rasa aman dan Bebas secara Psikologis.

Analisis diri Peranan masyarakat dalam mengembangkan Kreativitas
Studi kasus saya mengenai peranan masyarakat terhadap pengembangan kreativitas dalam hal ini adalah Ketika saya masih berdomisili di Batam Center dan Nagoya Hill, disana saya bergabung dalam sebuah komunitas dimana para anggota (Member) nya adalah para ekspatriat yang berasal dari negeri paman sam (Amerika Serikat). Disana kami saling mengenal satu sama lain dan  Bertukar pengalaman, Ilmu dan Wawasan akan suatu hal yang kami ketahui. Kami disana boleh membahas topik apa saja yang menarik dan mencari implikasi praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari dan menurut saya itu sangat menyenangkan bisa memahami pandangan orang lain yang berbeda kebudayaan dan mindset dengan saya. Ada juga moment dimana kami Take action akan apa yang telah kami diskusikan, kami mempraktikkannya di lapangan, menjadikannya sebuah Notebook, sehingga ‘’pemahaman-pemahaman yang kami dapat tidak hilang dan berlalu begitu saja. Saya menyadari bahwa kegiatan yang kami lakukan adalah sebuah bentuk Kreativitas dimana saya mendapatkan pemahaman bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya hal-hal baru, namun bila kita mau membuka sedikit mata dan pikiran kita, itu semua sebenarnya adalah Kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Dan Masih menurut pemahaman saya bahwa Para penemu dan Inovator yang Kreatif selalu berjuang dengan unsur-unsur lama dalam menciptakan Kombinasi-Kombinasi baru.

Tidak ada hal-hal baru, Yang ada Hanyalah Kombinasi dari unsure-unsur Lama. J

Rabu, 25 September 2013

Tokoh Kreatif menurut saya

Tokoh 4P dari Kreativitas saya adalah Bruce Lee

Saya akan jelaskan kenpa saya memilih Bruce Lee sebagai Inspirsai saya!

Bruce adalah seorang ahli seni bela diri yang well known dan famous di industri perfiliman dan dunia. Saya menjadikan Bruce lee sebagai guru pribadi saya, Virtual tentu saja!
Saya pribadi merasa memilki kesamaan dalam segi pikologis dengan bruce.
Saya dulunya adalah seorang anak yang suka berkelahi bersama geng-geng saya, namun itu dulu ketika masih duduk di SMP, saya pernah cemas apa yang akan terjadi bila suatu hari saya tidak bersama teman-teman saya. Oleh karena itu saya mempelajari Karate dan Taekwondo selama 4 tahun.
Namun suatu saat ada titik jenuh yang menyadarkan saya bahwa Karate dan Tae kwon do adalah 2 seni bela diri yang kurang koheren dan praktis dalam menghadapi kenyaataan sesungguhnya di lapangan.

Akhirnya saya ''bertemu'' dengan Bruce Lee dan mulai mendalami dengan Tekun seni bela diri Jeet Kune do, yang ternyata jauh lebih Praktis dan Fleksibel seperti air ketika menghadapi situasi tidak menyenangkan di lapangan.

Person

Bruce lee adalah seorang yang kreatif, dimana dia menciptakan aliran bela diri baru yang lebih fleksibel, praktis, efisien dan tidak menguras tenaga dan waktu Namun mematikan. Bila anda adalah penggiat di seni bela diri anda pasti bisa memahami apa yang saya maksud.

Press

Motivasi dan Dorongan yang dia dapat adalah Keinginan kuat dalam alam bawah sadarnya untuk memmahami esensi dari seni bela diri, dia berkata bahwa seni bela diri yang akurat dan efisien adalah yang tidak banyak menghabiskan tenaga dan waktu dengan segala macam jurus dan move yg tentu saja hanya mengkuras energi.

Proses

Dalam menciptakan seni bela diri yang baru dan Amazing, Bruce lee telah melalui banyak tantangan, seperti usikan dan cemohan dari para kung fu expert di zamannya, bahkan dia di cap pengkhianat karena dianggap mengajarkan seni bela diri kepada etnis lain diluar daratan cina.
Namun dia tetap keuhkeuh untuk menghasilkan seni bela diri yang direct dan powerful, dan saya sendiri telah mengaplikasikan nya dan hasilnya jauh-jauh lebih baik!

Produk

Hasil dari Kreativitasnya adalah seni bela diri yang cepat dan mematikan, ini sangat membantu saya dalam berhadapan dengan keadaan yang mengancam di lapangan.


TUGAS MATA KULIAH KREATIVITAS


Gambar di atas adalah Hasil kreativitas saya dalam membuat anime.

1.Benda apakah itu ? Cartoon / Anime 
2.Kenapa Membuat benda ini ? Karena saya menyukai Grafis dan membuat anime/cartoon
3.Makna ? Memberikan semangat dalam menciptakan desain anime
4.Apa implikasi 4P terhadap karya ini ?

Pribadi : Saya suka menciptakan karya desain untuk landing page dalam website, jadi karya ini adalah sebuah tribute untuk hobi ini.

Press    : Dorongan pembuatan anime ini adalah tuntutan dari matakuliah yang mentrigger motivasi untuk menciptakan karya.

Produk : Karya ini dapat memberikan kepercayaan diri pada saya untuk menciptakn karya-karya lain
Proses  : Karya ini diimplikasikan pada teori Wallas, yang mana pada proses pembuatannya terjadi persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
Persiapannya : Berpikir mengenai apa yang akan dibuat dari bahan-bahan yang diberikan oleh                                             dosen pengampu
Inkubasi  : Membiarkan semua alat dan bahan dan melihat-lihat sekeliling.
Iluminasi  : Menemukan ide untuk membuat dan menciptakan anime
Verifikasi :Mencoba karya tersebut