Rabu, 16 Oktober 2013

Lingkungan Kreativitas



PERANAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS ANAK


Kita akan membahas tentang karakteristik pribadi yang kreatif yang dirumuskan oleh Amabile (1989) tentang persimpangan kreativitas dan kemudian ditinjau bagaimana peranan keluarga terhadap perkembangan kreativitas  terhadap anak.

B. TEORI PERSIMPANGAN KRAETIVITAS (creativity intersection)
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam keteramoilan tertentu sesuai denagn minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka.
Keterampilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill), keterampilan berpikir dan bekerja kreatif dan motivasi intrinsik.
Motivasi intrinsik misalnya adalah :
Anak memiliki keinginan dan prakarsa sendiri melakukan suatu kegiatan, anak senang melakukan kegiatan itu tanpa disuruh.

C. KARAKTERISTIK KELUARGA YANG KREATIF
1.Penelitian Docey membandingkan karakteristik keluarga yang anak remajanya sangat kreatif, dengan keluarga yang anak remajanya biasa saja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa  Lingkungan keluarga berperan besar , lalu  tidak banyak aturan diberlakukan dalam keluarga, selain itu banyak remaja yang kreatif melalui masa trauma/krisis dalam hidup mereka. Humor juga merupakan hal yang sering tampil. Faktor orang tua yang juga kreatif , keluarga kreatif juga lebih sering pindah rumah, dan penataan rumahnya pun berbeda daripada rumah pada umumnya.
Orang tua juga kerap menemukan tanda-tanda kreatif pada anaknya saat usia dini. Orang tua juga berpendapat bahwa Pendidikan tidak berpengaruh terhadap kreativitas anak. Tetapi anak remaja yang kreatif lebih cenderung untuk bekerja keras dibanding anak seusianya. Agaknya belahan otak kanan lebih mendominasi daripada otak kiri pada anak lainnya.
Dalam hal ini tampak adanya perbedaan skor dalam jenis kelamin dimana, anak berjenis kelamin pria lebih cenderung untuk Kreatif dibanding anak berjenis kelamin wanita.
Berbagai penelitian di Indonesia mengenai hubungan antara latar belakang keluarga, tingkat pendidikan orang tua, nilai-nilai yang dipentingkan orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak-anak baik dari masa pendidikan dasar maupun pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi pada umumnya memperkuat teori dan hasil penelitian di luar negeri mengenai factor-faktor penentu dalam memupuk dan meningkatkan bakat dan kinerja kreatif anak.
Dari berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua yang memupuk kreativitas anak sangat berbeda dari sikap orang tua yang tidak menunjang  pengembangan kreativitas anak.
Penting pula peranan kelompok orang tua anak berbakat sebagai pendukung program anak berbakat di sekolah, misalnya mencari mentor, membantu pelaksanaan program anak berbakat dan dapat membantu mengajar jika memiliki keahlian tertentu.
Analisis diri saya dari peran keluarga terhadap perkembangan kreativitas adalah bahwa di dalam keluarga saya itu
·         Dari segi kebebasan, kurang adanya kebebasan, dimana saya kurang bisa bebas mengeluarkan pendapat dan perasaan saya akan sesuatu, saya secara psikologis merasa tertekan, dan harus patuh terhadap peraturan dan nilai-nilai yang telah ditentukan keluarga.
·         Dari segi Respek, keluarga kerap kurang percaya akan kemampuan saya sebagai individu, ada hal-hal atau satu moment dimana saya diberi nasihat halus untuk mundur dari impian saya, dengan alasan bahwa hal tersebut tidaklah relevan dan belum tentu mungkin untuk diraih.
·         Dari segi kedekatan emosional, saya merasa dekat dengan diri saya pribadi dan anggota keluarga yang lainnya.
·         Dari segi Prestasi, Orang tua saya bersikap tenang dalam menyikapi prestasi yang diraih
·         Dari segi orang tua, Orang tua saya adalah pribadi yang keras, tegas, tidak basa-basi dan to the point.

PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK


Karakteristik guru berbakat dapat digolongkan menjadi karakteristik filosofis, professional dan pribadi. Karakteristik filosofis penting karena pandangan guru mengenai pendidikan ikut menentukan pendekatan mereka terhadap siswa di kelas. Guru anank berbakat perlu mencerminkan sikap kooperatif dan demokratis, serta mempunyai kompetensi dan minat terhadap proses pembelajaran.
Karakteristik professional meliputi strategi untuk mengoptimalkan belajar siswa berbakat, keterampilan bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan dan pemahaman psikologis siswa berbakat.
Karakteristik pribadi meliputi empati, toleransi terhadap ketangkasan , kesejatian, aktualisasi diri. Dan antusiasme. Persiapan guru anak berbakat meliputi program bergelar atau program latihan dalam jabatan. Pelatihan dalam jabatan adalah dalam jangka pendek. Saran Galagher dan Renzuli berguna untuk merencanakan pelatihan efektif bagi guru. Kita perlu membedakan peranan mentor pribadi yang dipilih anak dan mentor nanrasumber yang dipilih oleh sekolah.
Orang tua dapat membantu penyelenggaran program anak berbakat. Di sekolah, misalnya ikut merancang dan berbagai kegiatan belajar dan merencanakan karya wisata. Dan sebagainya.
Peranan dari psikolog dan konselor dibahas dengan penekanan pada kebutuhan akan interaksi yang terus-menerus dan dialogis untuk memberi nasihat, dukungan dan bantuan dalam mewujudkan pengembangan sepenuhnya dari anak bernakat.
Ditinjau dari model amabile, Kreativitas merupakan titik atau daerah pertemuan antar tiga komponen. Dari tiga komponen ini, keterampilan bidang dapat dilatih oleh guru, demikian pula keterampilan berpikir dan bekerja kreatif, namun motivasi intrinsic tidak dapat diajarkan secara langsung, tetapi dapat tumbuh dalam iklim kelas yang menunjang Kreativitas.
Sikap guru dalam pembelajaran yang meningkatkan motivasi internal dan prestasi siswa, ialah jika member instruksi tanpa mengawasi tetapi mengarahkan, dibandingkan dengan pemberian instruksi tanpa pengarahan atau pemberian instruksi yang mengawasi dan mengarahkan yang terakhir sangat membatasi otonomi anak. Anak akan kreaytif jika guru mendorong otonomi anak.
Kelas terbuka dengan struktur yang tidak kaku dan memberikan perhatian individual, lebih memupuk pengembangan kreativitas anak dibandingkan dengan kelas tradisional.
Ruang kelas member banyak rangsangan visul yang menarik.

Analisis diri saya terhadap Peranan sekolah terhadap Pengembangan Kreativitas anak adalah Menegenai peranan mentor, khususnya Mentor pribadi yaitu seorang guru yang meningkatkan keterampilan dan perkembangan intelektual siswa.
Studi kasusnya adalah saya mempunyai seorang guru yang sangat saya kagumi yaitu, guru fisika. Beliau meiliki pengaruh bagi say secara pribadi untuk meningkatkan kemampuan dan Kemajuan saya dalam memahami Ilmu fisika sebagai ilmu terapan. Beliau kerap memberikan dukungan moral dan Mindset (Pola pikir) tentang bagaimana memahami gambaran besar tentang Fisika secara Kreatif dan sederhana. Beliau juga menularkan Virus Imajinasi dalam memahami ilmu alam ini.









PERANAN MASYARAKAT DALAM MEMGEMBANGKAN KREATIVITAS


Arieti merumuskan Konsep Creativogenic pada tahun 1976 mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·         Adanya sarana dan prasarana kebudayaan
·         Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
·         Penekanan pada becoming , dan tidak melulu hanya pada Being
·         Kesempatan bebas terhadap  media kebudayaan
·         Kebebasan, dengan pengalaman tekanan dan rintangan sebagai tantangan
·         Menghargai dan dapat mengintegrasukan rangsangan dari jebudayaa yang berbeda
·         Toleransi dan minat terhadap pandangan yang berarti
·         Adanya insentif, penghargaan dan atau hadiah.
Kesembilan factor diatas merupakan penunjang , tetapi yang paling menentukan adalah unsure-unsur psikis individu seperti Rasa aman dan Bebas secara Psikologis.

Analisis diri Peranan masyarakat dalam mengembangkan Kreativitas
Studi kasus saya mengenai peranan masyarakat terhadap pengembangan kreativitas dalam hal ini adalah Ketika saya masih berdomisili di Batam Center dan Nagoya Hill, disana saya bergabung dalam sebuah komunitas dimana para anggota (Member) nya adalah para ekspatriat yang berasal dari negeri paman sam (Amerika Serikat). Disana kami saling mengenal satu sama lain dan  Bertukar pengalaman, Ilmu dan Wawasan akan suatu hal yang kami ketahui. Kami disana boleh membahas topik apa saja yang menarik dan mencari implikasi praktisnya terhadap kehidupan sehari-hari dan menurut saya itu sangat menyenangkan bisa memahami pandangan orang lain yang berbeda kebudayaan dan mindset dengan saya. Ada juga moment dimana kami Take action akan apa yang telah kami diskusikan, kami mempraktikkannya di lapangan, menjadikannya sebuah Notebook, sehingga ‘’pemahaman-pemahaman yang kami dapat tidak hilang dan berlalu begitu saja. Saya menyadari bahwa kegiatan yang kami lakukan adalah sebuah bentuk Kreativitas dimana saya mendapatkan pemahaman bahwa sebenarnya tidak ada yang namanya hal-hal baru, namun bila kita mau membuka sedikit mata dan pikiran kita, itu semua sebenarnya adalah Kombinasi-kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Dan Masih menurut pemahaman saya bahwa Para penemu dan Inovator yang Kreatif selalu berjuang dengan unsur-unsur lama dalam menciptakan Kombinasi-Kombinasi baru.

Tidak ada hal-hal baru, Yang ada Hanyalah Kombinasi dari unsure-unsur Lama. J