Kamis, 06 Juni 2013

My life as an Aspie

Saya pertama kali mengenal istilah sindrom asperger ketika saya duduk di kelas 7 semester pertengahan di Sekolah Menengah Pertama. Uniknya saya mendengar istilah itu dari seorang psikolog dari Pulau Jawa yang saat itu hadir ke sekolah saya ketika Sekolah saya sedang mengadakan Bimbingan Minat dan Bakat untuk menjaring siswa-siswi yang akan dikualifikasikan ke kelas Plus.
Kelas Plus adalah Kelas yang dihuni oleh para siswa yang memiliki Range IQ (Inteligent Quotient) diatas 125 (Konsep kelas Plus SMP pada masa itu).
Pada saat Tes telah berakhir, Kami semua para siswa-siswi diatur berbaris dan membentuk Kelompok, Karena kami akan diseleksi berdasarkan Hasil Tes kami, siapa yang dapat masuk ke dalam Kelas Plus tersebut.


Terus terang saat ini saya berasumsi itu adalah Metode yang aneh dari Sistem pendidikan saat itu, Saya merasa itu seperti Pengelompokan-Pengelompokan  yang tidak beralasan... Kenapa ?
Karena Menurut saya setiap orang berhak mendapatkan Proses Belajar yang setara tanpa harus membedakan Berapa Hasil Skor Tes Kecerdasan yang Diperolehnya!
Bukankah KEMAUAN dan RASA INGIN TAHU adalah FAKTOR UTAMA yang dimiliki seorang siswa untuk Menyerap semua Pendidikan yang diajarkan.

Nah, Balik Lagi Ke topik kita...
Kebetulan saya adalah salah satu siswa yang berhasil masuk kedalam ''Penggolongan'' Kelas Plus ini.
Perasaan saya saat itu biasa saja, Malahan sedikit takut atau cemas, Kenapa ?
Karena itu sesuatu yang aneh bagi saya saat itu, Entahlah saya tidak tahu untuk menjelaskannya...

Setelah proses seleksi berakhir, kami semua anak-anak plus dikumpulkan dalam satu ruangan dan masuklah Kepala sekolah dan 2 orang Psikolog yang memberikan Arahan pada kami mengenai Kelas Plus ini.
Singkat cerita, Hari demi Hari berlalu, saya sudah bisa mulai paham apa itu Kelas Plus
Ada perbedaan cara Belajar, Metode, Konsep, Sistem dan Teknik yang digunakan para Guru dalam mengajar kami.
Selain itu ada setiap minggu ada banyak Promosi dan Semacam Seminar atau Konseling yang kami terima.
Saya akui teman-teman seangkatan saya di kelas ini memang semua berotak Cerdas! Merka sangat cepat menangkap pelajaran yang diterangkan oleh guru.
saya sendiri sangat menyukai Fisika, Karena ada seorang guru yang sangat dapat memotivasi dengan cara mengajarnya yang membuat saya tergila-gila pada Fisika bahkan sampai saat ini.
Bagi saya Fisika adalah Ilmu yang sangat Menyenangkan Karena Fisika itu mempelajari apa yang FUNDAMENTAL, ABADI dan UNIVERSAL!
Saya nyaris selalu mendapat nilai yang sangat memuaskan dalam Fisika Dan Matematika,
Namun ada yang saya sedikit sesalkan...
Tidak lain tidak bukan adalah karena Guru bahkan Kepala sekolah saat itu Mengajarka Pola Pikir (Mindset) yang sangat Riskan !
Ya, Kami diajar untuk Bersaing dan Berkompetisi...

Tiba Pada pertengahan semester, saat konseling saya dipanggil dan diinterview oleh bapak guru dan psikolog.
Saya dikatakan memiliki sindrom asperger, yaitu sebuah gejala autisme namun bukan autisme sepenuhnya, Asperger adalah autisme berfungsi tinggi dimana pengidapnya masih dapat mandiri dalam kehidupan sehari-hari hanya saja dia kerap kesulitan memahami situasi sosial.
Ya inilah yang terjadi pada saya saat itu.
Saya sangat susah untuk bersosialisasi! saya tidak punya insting sosial
mosi saya kerap meledak-ledak, Saya juga tampak kurang memiliki Empati (Meskipun saya punya perasaan itu, namu saya kerap kesulitan untuk mengungkapkannya pada orang lain)

Beruntunglah orang tua saya tanggap dan mulai berkonsultasi dengan pihak sekolah dan psikolog, saya pun diberi terapi dimana saya didorong untuk bersosial dengan terapi peer group. Lambat laun saya mulai bisa dan merasakan kenyamanan berinteraksi dengan orang lain disekitar saya.
Dulunya saya sangat canggung bersosial, saya kerap kesulitan memahami perasaan dan ekspresi orang lain.
saya juga kerap berbicara menunduk dan jarang melakukan kontak mata dengan lawan bicara.
Sangat suka menyendiri dan asyik terrhanyut dengan dunia saya sendiri di sudut ruangan.
Juga sangat peka terhadap suara dan bau, misalnya sampai saat ini terus terang saya tidak suka memakai kaus kaki.

Sekarang sudah ada perubahan yang signifikan dimana saya sudah mulai mampu untuk bersosial dengan orang lain di sekeliling saya. :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar